STRATEGI PERTAMA
KIAT PRAKTIS MEMILIH TEMPAT KULIAH
(Dari yang bayar sampai yang GRATIS)
Apabila tekad untuk kuliah sangat
kuat, sementara kemampuan
biaya sangat minim, maka tidak perlu
cemas atau putus asa dulu, apalagi
sampai memutuskan untuk tidak
kuliah. Modal kuliah yang paling besar
adalah TEKAD YANG KUAT. Ada
beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kekurangan
biaya, yaitu antara lain :
1. Membandingkan jurusan-jurusan
yang dipilih di beberapa
perguruan tinggi, lalu dipilih yang
biayanya paling murah.
Akan tetapi jangan lupa untuk tetap
melihat kualitas jurusan dan perguruan
tinggi tersebut. Apabila pilihan
Jurusan atau Program Studi sesuai
dengan minat di perguruan tinggi
yang diinginkan maka berarti tidak
ada pilihan bahwa biaya kuliah harus
sesuai dengan Jurusan atau
Program Studi pilihan itu. Tapi
tidak usah takut, MASALAH BIAYA
PASTI ADA SOLUSINYA, diantaranya adalah dengan beasiswa.
Untuk saat ini ada banyak lembaga
swasta, institusi pemerintah atau
perseorangan yang memberikan bantuan
beasiswa, bahkan secara full
alias penuh selama kuliah bahkan
kadang-kadang ada juga yang
sekalian memberi biaya hidup juga ! enak bukan,
tanpa ada ikatan lagi.
2. Memilih jurusan yang disubsidi
atau diberi fasilitas beasiswa.
Di beberapa perguruan tinggi biasanya
ada jurusan tertentu yang diberi
fasilitas beasiswa. Namun biasanya
jurusan ini menuntut kemampuan
yang lebih dibandingkan dengan
jurusan yang lain, karena jurusan ini
biasanya mempunyai
kekhususan-kekhususan seperti bahasa yang
dipergunakan dalam perkuliahan
adalah bahasa asing dan seleksi
penerimaan mahasiswa lebih ketat
terutama dalam masalah nilai ijazah
& raport sewaktu SLTA serta
hasil ujian masuk. Pembukaan jurusan
khusus dengan fasilitas beasiswa ini
biasanya tidak selamanya,
tergantung kebutuhan serta kebijakan
pimpinan perguruan tinggi yang
bersangkutan.
3. Dispensasi biaya pendaftaran dan
biaya kuliah (SPP) di
perguruan tinggi. Langkah lain yang dapat diambil sebelum masuk
kuliah adalah dengan menanyakan ke
perguruan tinggi tempat kita
akan kuliah tentang dispensasi biaya
pendaftaran dan biaya kuliah di
perguruan tinggi yang bersangkutan.
Saat ini perguruan tinggi rata-rata
menyediakan fasilitas keringanan
biaya pendaftaran dan SPP kuliah.
4. Memilih kuliah kedinasan atau
kuliah ikatan dinas. Pilihan lain
yang dapat dilakukan adalah dengan
kuliah ikatan dinas di akademi
atau sekolah tinggi tertentu. Kuliah
dengan sistem ikatan dinas ini
biasanya setelah selesai kuliah
langsung ditempatkan kerja. Selain itu,
biasanya kuliah ikatan dinas ini
tidak bayar uang kuliah alias gratis,
bahkan diberi uang saku.
5. Kuliah dengan Program Beasiswa.
Saat ini banyak lembaga, baik lembaga pemerintah maupun swasta, yang menawarkan program beasiswa penuh selama kuliah.
Beaasiswa-beasiswa ini biasanya tanpa ada ikatan apapun.
STRATEGI KEDUA
KIAT PRAKTIS MENGATASI MASALAH UANG
KULIAH
Solusi yang paling sering dilakukan
berkaitan dengan kesulitan
uang kuliah adalah dengan mencari
beasiswa. Tapi masalahnya, kadang
banyak mahasiswa atau calon
mahasiswa yang belum mengetahui
informasi tentang seluk beluk
beasiswa ini.
Ada banyak lembaga baik pemerintah
maupun swasta –
jumlahnya bisa mencapai puluhan
bahkan ratusan- yang memberikan
beasiswa, yaitu antara lain :
1. Beasiswa dari perguruan tinggi
tempat kuliah. Biasanya di setiap
perguruan tinggi ada anggaran khusus
untuk beasiswa. Beasiswa yang
berasal dari perguruan tinggi ini
biasanya ada tiga macam, yaitu
beasiswa berprestasi, beasiswa
aktifis dan beasiswa kurang
mampu.
2. Beasiswa dari lembaga pemerintah. Lembaga pemerintah yang
setiap tahun mengeluarkan beasiswa
diantaranya adalah Departemen
Pendidikan Nasional (Diknas) dan
Departemen Agama (Depag). Hal
ini bisa dipahami karena kedua
departemen ini mengurusi masalah
pendidikan. Kuota/jatah beasiswa
yang disediakan biasanya cukup
banyak sehingga diharapkan banyak
mahasiswa yang terbantu. Selain
anggaran untuk beasiswa.
3. Beasiswa dari lembaga atau
yayasan swasta. Selain dari instansi
pemerintah, beasiswa juga banyak
diberikan oleh lembaga atau
yayasan swasta. Lembaga-lembaga
pemberi beasiswa ini umumnya
memberikan beasiswa melalui
perguruan tinggi. Namun ada juga
lembaga pemberi beasiswa yang
menyalurkan beasiswanya langsung
kepada mahasiswa tanpa melalui perantara
perguruan tinggi.
Lembaga pemberi beasiswa ini
jumlahnya mencapai ratusan.
4. Beasiswa Non Formal. Beasiswa ini biasanya berasal dari individu
yang dermawan. Beasiswa atau bantuan
studi dalam bentuk ini sangat
bergantung pada keaktifan mahasiswa
menjalin hubungan yang baik
dengan pihak lain.
STRATEGI KETIGA
KIAT PRAKTIS MENDAPATKAN BUKU
RUJUKAN
PERKULIAHAN
(Dari yang Harganya Murah sampai
yang GRATIS)
Hal yang tak kalah pentingnya dalam
kuliah adalah mencari buku-
buku yang dijadikan sumber rujukan
dalam perkuliahan. Mahasiswa dan
buku adalah dua hal yang tak dapat
dipisahkan. Namun untuk saat ini,
dimana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang sedemikian pesat,
maka sumber ilmu pengetahuan dapat
diperoleh tidak hanya dari buku.
Koran, majalah, televisi, radio,
internet atau yang lainnya merupakan
beberapa sarana yang dapat digunakan
untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Dalam perkuliahan, umumnya masih
memakai buku sebagai
rujukan utama. Oleh karena itu, maka
mau tidak mau, mahasiswa harus
”akrab” dengan buku. Apabila dana
untuk membeli buku sebagai rujukan
kuliah tersedia dalam jumlah yang
relatif cukup maka hal ini tidak
menjadi masalah. Biasanya banyak
toko buku di sekitar kampus yang
menyediakan buku-buku rujukan
perkuliahan. Begitu juga di koperasi
kampus.
Namun apabila dana untuk membeli
buku ini sangat minim, atau
bahkan tidak ada sama sekali, maka
ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan sumber
materi perkuliahan ini, yaitu
antara lain membeli buku di toko
atau pasar murah, fhoto copy buku
atau makalah dari dosen, menjadi
anggota perpustakaan, mencari buku
rujukan kuliah di internet, membeli
buku dalam bentuk CD atau dengan
mengajukan permintaan ke lembaga
pemberi buku secara gratis.
STRATEGI KEEMPAT
KIAT PRAKTIS MENCARI TEMPAT TINGGAL
(Dari yang Bayar sampai yang GRATIS)
Hal lain yang biasanya menjadi
perhatian bagi mahasiswa adalah
mencari tempat tinggal. Tentu saja
masalah ini khusus bagi para
mahasiswa yang tidak tinggal di
rumah orang tua atau saudara.
Prinsip yang biasanya dijadikan
pedoman dalam mencari tempat
tinggal adalah mencari tempat
tinggal yang murah, aman dan nyaman.
Apabila dana yang tersedia untuk
tempat tinggal ini cukup maka mencari
tempat tinggal tidak begitu menjadi
masalah. Tinggal mencari tempat
yang cocok, sementara harga
sewa/kontrak tempat tinggal tidak menjadi
masalah.
Ada beberapa pilihan anternatif yang
biasanya dilakukan
mahasiswa berkaitan dengan masalah
tempat tinggal ini, yaitu antara lain :
tinggal di daerah yang masih murah,
sewa tempat tinggal secara bersama-
sama, tinggal di asrama, tinggal di
suatu lembaga
STRATEGI KELIMA
KIAT PRAKTIS MENGATASI BIAYA HIDUP
Untuk memenuhi kebutuhan hidup,
banyak mahasiswa yang
melakukan usaha sampingan selain
kuliah yang menghasilkan uang atau
sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Imbalan yang
didapatkan dari usaha ini tidak
perlu mesti uang, tetapi dalam bentuk lain
pun tidak jadi masalah.
Usaha yang dilakukan tentu saja
harus merupakan usaha yang
halal. Dan juga yang tidak kalah
pentingnya adalah tidak terlalu menyita
waktu kuliah dan belajar serta hanya
memerlukan sedikit modal atau
bahkan tanpa modal sama sekali (bagi
yang kemampuan dananya
terbatas). Lain lagi dengan
mahasiswa yang berkecukupan namun ingin
mandiri dengan wiraswasta, maka
modal usaha mungkin tidak terlalu
menjadi masalah.
Kunci dari usaha ini adalah jeli
dalam melihat setiap peluang.
Banyak, misalnya, mahasiswa yang
ketika ada kegiatan di kampus mereka
tidak malu untuk berjualan minuman
dan makanan. Tentu saja
dagangannya laku karena berjualan
secara ”jemput bola”.
Ada beberapa usaha sampingan yang
biasanya dilakukan
mahasiswa, yang tentu saja masih
banyak usaha-usaha lain yang dapat
dilakukan :
1. Menulis di media masa
Saat ini, media masa baik berupa
koran, tabloid atau majalah
banyak sekali serta mudah untuk
didapatkan, baik di pedesaan, apalagi di
perkotaan. Media masa ini ada yang
tingkat daerah dan nasional.
Jumlahnya lebih dari 100 untuk
seluruh Indonesia.
Setiap terbit, media masa ini
memerlukan tulisan-tulisan baik
berupa artikel, opini, cerita pendek
(cerpen), surat pembaca, resensi buku
dan sebagainya. Bayangkan, untuk
satu koran harian (yang terbit setiap
hari), berapa ratus tulisan yang
mereka butuhkan dalam satu bulan ! Dan
biasanya, setiap tulisan yang dimuat
diberi honorarium. Untuk koran
tingkat lokal biasanya sekali dimuat
honornya sekitar Rp.100.000,00
bahkan bisa lebih. Dan untuk koran
nasional honornya paling kecil
sekitar Rp. 300.000,00-an, bahkan
ada yang sampai Rp. 750.000,00
bahkan bisa lebih. Jadi, peluangnya
banyak dan honornya menggiurkan
pula. Tinggal berlatih menulis saja.
Kata sebagian penulis senior, biasanya
untuk penulis pemula ada rumus 1 :
10, artinya diantara 10 tulisan yang
dikirimkan, biasanya ada satu yang
dimuat.
Untuk melakukan hal ini, kita
tinggal membaca dan mengamati
rubrik-rubrik yang ada di suatu
koran/tabloid/majalah, lalu mana yang
kira-kira kita mampu untuk membuat
tulisan. Tulisan tidak hanya
berbentuk tulisan ilmiah. Puisi,
cerita pendek (cerpen), pengalaman
pribadi dan hal-hal lainnya biasanya
ada rubrik khusus yang
memfasilitasinya.
2. Menyediakan jasa pengetikan
Bagi mahasiswa yang mempunyai
kemampuan mengetik cepat
bisa memanfaatkannya dengan menjual
jasa pengetikan kepada
mahasiswa lain. Hal ini bisa
dilakukan dengan membuka rental
pengetikan sendiri atau hanya
mengetik saja. Kalau membuka rental
sendiri tentu saja memerlukan modal
untuk pembelian komputer dan
penyediaan tempat. Kalau hanya
menyediakan jasa pengetikan saja, tentu
promosi yang gratis adalah lewat
teman-teman kuliah.
Kalau setiap hari ada yang
memanfaatkan jasa kita minimal 2
orang dengan imbalan masing-masing
misalnya Rp. 10.000,- maka hal ini
sudah lumayan untuk ukuran
mahasiswa. Belum lagi kalau seseorang
menyuruh mengetik kadang-kadang menanggung juga urusan konsumsinya !
dan masih banyak usaha-usaha lainnya
yang dapat dilakukan
sesuai dengan bakat, kemampuan dan
kreatifitas mahasiswa yang
bersangkutan.
Sumber : A Furqon [ Dosen ]
0 comments:
Post a Comment